Sabtu, 01 April 2017

MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACA (Bagian III)


MENGGUNAKAN EJAAN DAN TANDA BACA



1.       Tanda Titik Dua (:)
1)      Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kertas, pensil, penghapus, dan penggaris
2)      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua             : Fajar Santosa
Sekretaris     : Arina Pratiwi
Bendahara   : Wina Anggraini
3)      Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:
Ayah               : Bawa tas ini, Nak!
Ibnu                : Iya, Yah.
Ayah               : Letakkan dengan benar, ya?
4)      Tanda titik dua dipakai antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
Intisari, XLIII: No. 9/2014
Surah Ar-Rum: 21
Kumpulan Cerita Pendek: Hujan Kepagian
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga, Jakarta: Jakarta Pusat.

2.       Tanda Hubung (-)
1)      Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
Sebagaimana peribahasa, tak ada ga-
ding yang tak retak.
2)      Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
Contoh:
Kini ada cara baru untuk meng-
ukur panas.
3)      Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak
kuda-kuda
kekuning-kuningan
4)      Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
Contoh:
9-2-2008
a-n-o-m-a-l-i
5)      Tanda hubung digunakan untuk merangkai:
a)      se- dengan kata berikutnya yang diawali huruf kapital,
b)      ke- dengan angka,
c)       angka dengan angka,
d)      kata atau imbuhan dengan singkatan yang berhuruf kapital,
e)      kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
f)       gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Contoh:
se-Kalimantan Barat
peringkat ke-3
tahun 1920-an
hari-H
mem-PHK-kan
ciptaan-Nya
atas rahmat-Mu
Bandara Soekarno-Hatta
Alat pandang-dengar
6)      Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
di-mark up
di-blow up

3.       Tanda Petik (“   “)
1)      Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
Ibu berkata, “Paman akan datang nanti sore.”
2)      Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Contoh:
Sajak “Hujan di Bulan Juni” terdapat pada halaman 8 buku itu.
3)      Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Contoh:
Kakak suka memakai celana panjang yang dikenal dengan nama “cutbrai”.

4.       Tanda Pisah atau Aposisi (–)
1)      Tanda aposisi atau pisah digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
Contoh:
Keberhasilan itu – saya yakin – dapat dicapai kalau kita mau bekerja keras.
2)      Tanda aposisi atau pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia – amanat Sumpah Pemuda – harus terus ditingkatkan.
3)      Tanda aposisi atau pisah di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:
Tanggal 22 – 26 Desember 2016
Dari Sumbawa – Orong Telu ditempuhnya dengan truk.




Sumber:

Setiyaningsih, Ika dan Meita Sandra Santhi. 2017. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017. Klaten: Intan Pariwara.

MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACA (Bagian II)


MENULIS SAPAAN, GELAR, DAN SINGKATAN



1.         Sapaan
Kata sapaan digunakan untuk menyapa seseorang. Kata sapaan dibedakan menjadi kata sapaan penunjuk hubungan kekerabatan dan kata sapaan hormat. Kata sapaan penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang digunakan dalam penyapaan diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
a.         Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
b.        Besok Pamanku datang dari Medan.
Sementara itu kata sapaan hormat, biasanya ditulis pada surat resmi. Sapaan hormat yang dimaksud adalah yang terhormat. Dalam penulisan, sapaan hormat tersebut disingkat menjadi yth. Dalam bahasa tulis, huruf awal sapaan hormat ditulis dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Yth. digunakan untuk menyapa orang-orang yang patut dihormati. Biasanya digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua atau orang yang punya jabatan penting.
2.         Gelar dan Singkatan
Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
a.         Gelar kehormatan: Mahaputra Yamin
b.        Gelar keturunan: Raden Mas Said
c.         Gelar keagamaan: Haji Sulaiman, Pendeta Jefri
Singkatan dalam bahasa Indonesia ada bermacam-macam. Diantaranya singkatan nama orang, nama gelar bangsawan (kehormatan), gelar kesarjanaan, atau pangkat. Ketiga singkatan tersebut ditandai dengan tanda titik.
Contoh:
a.         Singkatan nama orang: Anang F., Gendis C.W.
b.        Singkatan nama gelar bangsa (kehormatan): R.M. Ontowiryo, R.A. Kartini
c.         Singkatan gelar kesarjanaan: Idayu, S.H. (Idayu Sarjana Hukum), Pratiwi, S.E. (Pratiwi Sarjana Ekonomi)
d.        Singkatan nama pangkat: Kol. Bagus Haryana, Brigjen Heru Pranowo.
3.         Penulisan Nama Kota
Huruf awal nama kota atau nama geografi ditulis dengan huruf kapital, misalnya Prabumulih, Purwakarta, Ponorogo, dan Pontianak.
4.         Penulisan Kata Depan, Kata Tugas
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
a.         Bermalam sajalah di sini.
b.        Di mana dia sekarang?
c.         Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
d.        Beliau ikut terjun ke tengah medan pertempuran.
e.        Mari kita berangkat ke pasar malam.
f.          Bibiku baru datang dari Surabaya.
g.         Cincin itu terbuat dari perak.




Contoh Soal:
1.       Cermati kalimat-kalimat berikut!
1)      Narasumber dalam seminar penelitian Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Dr. Sri Margana, M.A.
2)      Dra. Budiwati, M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Anatomi Tumbuhan (Kuliah dan Praktikum) di Universitas Negeri Yogyakarta.
3)      Ketua panitia Bulan Bahasa, Drs. Deni Kusuma, MPd., memberi sambutan di depan para mahasiswa.
4)      Kepala SMA Budya Wacana, Rudi Supriatna, M.Pd., memberi ceramah dalam rangka perpisahan siswa kelas XII.
5)      Dr. Lenny Kartika, M.M. menyampaikan materi dengan topik “Pasar Tradisional dan Pasar Modern”.
Penulisan tidak tepat gelar akademik ditunjukkan oleh angka…
a.       1)
b.      2)
c.       3)
d.      4)
e.      5)
Jawaban: C
Penulisan gelar akademik harus mengikuti aturan atau standar yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Penulisan gelar akademik harus sesuai dengan EBI. Penulisan gelar tidak tepat ditunjukkan oleh angka 3). Penulisan gelar tersebut harusnya Ketua panitia Bulan Bahasa, Drs. Deni Kusuma, M.Pd., memberi sambutan di depan para mahasiswa.

2.       Cermati kalimat-kalimat berikut!
1)      Ibu berangkat ke Surabaya.
2)      Hosea pulang dari Sorong.
3)      Kamu pergi kemana, Din?
4)      Andi tinggal di Padang.
5)      Di mana rumah Riana?
Penulisan tidak tepat kata depan ditunjukkan oelh kalimat angka…
a.       1)
b.      2)
c.       3)
d.      4)
e.      5)
Jawaban: C
Penulisan kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Penulisan kata depan tidak tepat ditunjukkan oleh kalimat angka 3). Kalimat tersebut menggunakan kata kemana. Seharusnya, kata kemana ditulis terpisah, yaitu ke mana. penulisan kata depan pada kalimat angka1), 2), 4), dan 5) sudah sesuai.



Sumber:

Setiyaningsih, Ika dan Meita Sandra Santhi. 2017. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017. Klaten: Intan Pariwara.

MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACA (Bagian I)

MENULIS JUDUL SESUAI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)


Karya tulis memuat tema dan judul. Tema karya tulis merupakan pokok pikiran yang dipakai penulis sebagai dasar mengarang. Judul digunakan sebagai “kepala” karangan. Judul ditulis secara jelas dan tegas.
Judul karya ilmiah atau karya tulis ditulis dengan aturan sebagai berikut.
1.         Semua huruf dalam judul ditulis dengan huruf kapital atau huruf pertama setiap kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital. Akan tetapi, huruf pertama kata depan atau kata penghubung ditulis dengan huruf kecil, seperti di, dan, ke, dari, pada, dalam, terhadap, dengan, sebagai, atau untuk.
2.         Judul yang berupa kata ulang utuh ditulis dengan diawali huruf kapital.
3.         Judul yang berupa kata ulang berimbuhan diawali dengan huruf kapital untuk kata pertama pada kata ulang. Kata keduanya tidak diawali haruf kapital.

Contoh Soal
Cermati judul karya ilmiah berikut!
1)      Pendidikan Karakter dan Cara Penerapannya
2)      Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
3)      Pelestarian Lingkungan untuk Kehidupan Manusia
4)      Peranan Keluarga Dalam Mencegah Kenakalan Remaja
5)      Usaha Kecil dan Menengah di Tengah Pasar Modern
Penulisan tidak tepat judul karya ilmiah ditunjukkan oleh angka…
a.       1)
b.      2)
c.       3)
d.      4)
e.      5)

Jawaban : D
Huruf pertama setiap kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital. Namun, huruf pertama kata depan atau kata hubung ditulis dengan huruf kecil. Penulisan judul tidak tepat terdapat pada pilihan jawaban D. Perbaikan pilihan jawaban D agar tepat adalah Peranan Keluarga dalam Mencegah Kenakalan Remaja.


Sumber:

Setiyaningsih, Ika dan Meita Sandra Santhi. 2017. Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2016/2017. Klaten: Intan Pariwara.